Text

Text

About me

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Melihat Tradisi Taruh Meja Sembahyang di Tempat Usaha


Untuk Pebisnis Makanan, Pakai Dewa Dapur sebagai Pelindung
Meletakkan meja sembahyang di
tempat usaha sudah menjadi
kebiasaan umat Tridharma
(Buddha, Konghucu, dan Tao). Hal
semacam itu mudah ditemukan
pada masyarakat di kawasan
Pecinan. Seperti yang banyak
terlihat di kawasan Kota, Pluit,
Taman Palem, dan Teluk Gong.
BRIGITA SICILLIA, Jakarta
MEJA sembahyang beraneka ragam. Ada yang bentuknya kecil dan ada juga yang besar. Seperti yang diletakkan Susiana Oey. seorang pedagang alat sembahyang di kawasan Kota. Jakarta. "Sejak saya usaha 25 tahun lalu, saya sudah meletakkan meja sembahyang di sini." ucapnya singkat sambil menunjuk letak meja sembahyang yang dimaksud.
Menurutnya, selain sebagai sarana ibadah rutin, keberadaan meja sembahyang itu di-
harapkan bisa membawa keberkahan bagi usahanya. Setiap pagi, lanjutnya, sebelum memulai usaha, dia selalu menyempatkan diri berdoa dan membakar dupa batangan (hio) di depan altar. "Saya sengaja meletakkan patung Ca\ Zhen Ye (dewa rezeki) di atas meja. Supaya tidak kotor, saya sengaja tidak menaruh lilin di meja." tuturnya.

Sebagai pengganti lilin, dia menggunakan lampu berwarna merah dengan kelopak teratai di bawahnya. Dia pun mengaku, karena kepercayaannya itu. usahanya bisa berjalan lancar selama puluhan tahun.
"Sebagai penganut Konghucu saya percaya Tuhan, melalui sang dewa lah yang membawa keberkahan bagi usaha saya." ungkapnya lagi. Tapi, meski sama-sama menggunakan meja sembahyang di tempat usaha. Liana Gunawan menaruh patung yang berbeda di sana.
Dia lebih memilih patung dewa perang Kwan Kong untuk ditaruh di sana. Alasannya sederhana. "Dewa Kv. an Kong merupakan dewa penting dalam filosofi Tionghoa dan dipercaya mampu mengusir roh jahat dan penolak bala. Saya juga menaruh patung Kwan Kong di
rumah." ungkap wanita berusia 45 tahun itu.
Menurutnya, sama dengan umat beragama lain yang menaruh berbagai pernak-pernik keagamaan di dalam tempat usaha atau rumah, dia pun melakukan itu. "Ya yang seperti ini sama saja dengan pernak-pernik keagamaan seperti salib atau tulisan arab." urai wanita yang membuka usaha onderdil di kawasan Pluit. Jakarta.
Sementara itu. menurut Gunawan, seorang ahli fengshui arsitektur, menguraikan bahwa menaruh meja sembahyang pun tidak boleh sembarangan. Harus menggunakan aturan tertentu.
"Biasanya meja sembahyang yang ditaruh di tempat usaha kalau tidak persis di depan pintu, ada juga yang ditaruh di belakang, tapi tetap menghadap ke muka. Tujuannya supaya dewa pelindung bisa bebas melihat kondisi dan situasi usaha orang tersebut," ungkapnya.
Dia juga menyebutkan, bahwa untuk usaha makanan, biasanya orang cenderung memakai dewa dapur sebagai dewa pelindung. "Umumnya dipakai oleh orang Tionghoa asal Bangka yang berjualan makanan." pungkasnya.!*)
http://bataviase.co.id/detailberita-10499368.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar