Harga Kebutuhan Pokok Naik
Jum'at, 25 Januari 2008 | 01:34 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Harga barang-barang kebutuhan pokok di daerah merangkak naik sejak dua pekan terakhir. Komoditas yang harganya naik drastis adalah kedelai, tepung terigu, beras, dan minyak goreng.Harga bahan pokok di Banyuwangi, Jawa Timur, misalnya, naik 30-40 persen. Menurut Aisyah, pedagang di pasar induk Kota Banyuwangi, harga beras kualitas super Rp 6.000-6.500 perkilogram, kualitas medium pekan lalu Rp 4.500-5.250, sekarang Rp 5.100-5.500. "Beras Dolog (kualitas rendah) sebelumnya Rp 4.000 sekarang Rp 4.500,” katanya kepada Tempo kemarin.
Harga terigu di Pasar Kosambi, Bandung, semula Rp 3.800-4.000 per kilogram menjadi Rp 7.000-7.500. Untuk tempe, yang semula Rp 1.000 per papan menjadi Rp 50-100 per potong. “Masuk bulan Januari harga tempe Rp 5.000 per papan sedang dan Rp 6.000 per papan besar,” ujar pedagang tahu-tempe Endang Ridwanullah. Harga beras juga naik Rp 600-800 per kilogram dibanding awal Januari.
Di Pontianak, Kalimantan Barat, minyak goreng yang biasanya Rp 8.000 per kilogram sekarang Rp 11.000. Tepung terigu yang sebelumnya Rp 6.000 per kilogram kini Rp 7.000. “Belum lagi minyak tanah susah didapat, harganya Rp 4.000 per liter,” ucap Asra, warga setempat.
Berdasarkan pantauan Tempo di Pasar Flamboyan, harga
telur ayam Rp 900 per butir padahal biasanya Rp 750. Harga beras berbagai jenis dan merek naik Rp 500-1.000 per kilogram.
Dalam tiga hari terakhir harga minyak tanah di Kota Malang, Jawa Timur, terus menanjak mencapai Rp 3.500 per liter atau lebih tinggi Rp 1.000 dari harga eceran tertinggi versi pemerintah. "Minyak sulit dicari," kata Arifin, pengecer di Blimbing. Ia mengaku biasanya mendapat jatah 300 liter tiap pekan kini 100 liter.
Bupati Sukoharjo, Jawa Tengah, Bambang Riyanto berharap pemerintah pusat membuat kebijakan untuk menekan harga kebutuhan pokok. "Tak ada kelangkaan barang tapi mengapa harganya naik?" ujarnya ketika inspeksi mendadak di Pasar Kartasura kemarin. Menurut Bambang, kenaikan harga di atas 30 persen, bahkan harga tepung terigu dan kedelai lokal bisa di atas 100 persen.
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/01/25/brk,20080125-116156,id.html
0 komentar:
Posting Komentar